← Back Published on

Kontradiksi Keruangan: Antar Fans dan Non-Fans Zayn Malik pada Sesi Siaran Langsung di Instagram

Memiliki seorang idola, dikalangan para remaja bahkan para orang dewasa bukan sebuah hal yang baru di dunia perfandoman. Banyak dari kaum muda maupun kaum tua mengidolakan berbagai jenis idol papan atas, salah satunya adalah Zayn Malik yang akan menjadi topik pembicaraan pada esai singkat ini. Fans seringkali ingin merasa lebih dekat dengan para idolanya dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh idolanya tersebut. Contohnya, dengan mengikuti akun asli idol mulai dari Instagram, Twitter, atau pun YouTube yang bertujuan agar mereka mendapat info terbaru dari idolanya. Salah satu media sosial bernama Instagram menyediakan fitur live untuk melakukan siaran langsung. Fitur live ini seringkali menjadi salah satu fitur yang menjadi jembatan interaksi untuk digunakan oleh para pengguna Instagram melakukan siaran langsung, terutama oleh para idol untuk berinteraksi dengan para penggemarnya. Lalu, apakah sebenarnya interaksi sosial itu sendiri? Dan, bagaimanakah interaksi sosial tersebut terjadi pada fitur live di Instagram?

Melihat arti interaksi secara harfiah menurut KBBI adalah melakukan aksi, berhubungan dan memengaruhi. Sedangkan dalam sebuah jurnal, Hall mengutip dari buku yang ditulis Goffman mengenai unfocused interaction sebagai sebuah aksi antar seseorang atau lebih yang menyertakan sebuah tindakan seperti mengangguk, tersenyum, dan menyapa. Selain itu, ia menyebutkan pula bagaimana focused interaction bekerja. Berkebalikan dari unfocused interaction, tindakan yang dilakukan menyertakan seseorang atau lebih yang memberikan sebuah perhatian di dalam obrolan (3). Sehingga jika di kaitkan dengan permasalahan ini, interaksi yang terjadi diantara fans dengan Zayn Malik merupakan sebuah interaksi tatap wajah dari media sosial Instagram. Bentuk interaksi yang terjalin antara fans dengan Zayn tersebut meliputi interaksi unfocused dan focused. Diperlihatkan pada ketiga gambar di bawah, bahwa Zayn melakukan tindakan-tindakan seperti mengangguk, tersenyum, menyapa serta kedua pihak tersebut juga melakukan kegiatan mengobrol didalamnya.

Kronologi munculnya permasalahan ini bermula dari Zayn Malik yang melakukan live Instagram selama dua hari berturut-turut, pada tanggal 17 dan 18 Januari 2021 lalu. Dimana salah satu penyanyi dari Indonesia bernama Rizky Febian yang menyapa Zayn Malik lewat siaran langsung dengan sebutan “mamang” mendapat perhatian dari idol tersebut. Setelah mendapat banyak perhatian netizen, Rizky Febian atau yang memiliki sebutan akrab sebagai Iky ini bercuit di Twitter dan mendapatkan berbagai respon dari para fans Zayn dan pengikutnya. Banyak para netizen yang berkomentar bahwa mereka merasa iri dengan Iky karena berhasil mendapatkan perhatian Zayn dengan cara unik yaitu ketika Iky yang memanggil Zayn dengan sebutan “Mamang Zayn” dan dibalas oleh Zayn dengan, “Mamang right back at ya?”, dan disini Iky menjelaskan sekaligus menjawab, “Mamang is brother” hingga mendapat balasan lagi seperti, “You my Mamang then”. Dari sini lah akhirnya hal tersebut menjadi viral di sosial media seperti Twitter dan Instagram, serta muncul di berbagai koran online.

Sehari setelah melakukan live di Instagram pada tanggal 17, Zayn Malik kembali hadir menyapa fans pada hari Senin tanggal 18 Januari 2021. Terbitnya puncak permasalahan keruangan dihadirkan pada hari itu, ketika kabar mengenai Iky yang mendapat perhatian dari Zayn membuat para sekelompok influencer atau non-fans turut hadir dalam live yang dilakukan idol tersebut. Hal ini tidak akan mengundang amarah jika non-fans hanya datang untuk meramaikan dan tidak menganggu kenyamanan para fans yang ada. Sebaliknya, mereka membuat fans Indonesia tidak nyaman dengan kehadiran mereka. Berikut alasan fans merasa bahwa non fans tersebut mengganggu kenyamanan ruang yang ada selama siaran berlangsung adalah, karena non-fans itu hanya mengincar perhatian Zayn agar mendapat perhatian seperti Iky kemarin. Selain itu, mereka pun keluar konteks pembicaraan dari topik obrolan yang dilempar Zayn pada saat itu. Di mana topik tersebut seharusnya membicarakan album “Nobody Is Listening” milik Zayn yang belum lama di rilis bulan Januari kemarin. Hingga akhirnya fans merasa cringe dengan aktivitas yang dilakukan oleh non-fans tersebut dan fans merasa bahwa mereka tidak menghargai Zayn sebagai idol di sana.

Meninjau kontradiksi keruangan dari konflik yang muncul antar fans dengan non-fans di live Instagram Zayn Malik, penulis akan menjabarkan hal-hal tersebut menggunakan teori ruang yang disampaikan oleh Lefebvre. Dari kacamata Lefebvre, ia membantu kita untuk memahami sistem keruangan secara abstrak dengan membagi menjadi tiga kesatuan yaitu spatial practices (perceived space), representations of space (conceived space), dan spaces of representations (lived space) (Watkins, 1). Pertama adalah Spatial practices yang mana dijabarkan oleh Lefebvre,which ‘embraces production and reproduction, and the particular locations and spatial sets characteristic of each social formation’” (33). Melalui kutipan yang di ambil oleh Watskin, ia memberi pengertian secara mudahnya, bahwa spatial practices ini merupakan sebuah tempat bagi individu untuk berpartisipasi di dalam sebuah kegiatan keruangan (5). Jika dikaitkan ke dalam kegiatan Zayn Malik yang melakukan siaran langsung di Instagram, maka ruang atau spatial practice yang digunakan adalah ruang live Instagram itu sendiri. Bagaimana sekelompok fans ikut nimbrung dalam sebuah ruang untuk berjumpa dengan idol yang mereka senangi, sehingga memunculkan sebuah aktivitas di dalam ruang tersebut.

Kedua, di dalam bukunya, Lefebvre menyebutkan bahwa, “representations of space is the dominant space in current society and is the conceptualised space constructed out of symbols, codifications and abstract representations” (38–9). Melihat pada konteks ruang siaran di Instagram, makan representations of space ini merujuk kepada bagaimana fans Zayn Malik tersebut merepresentasikan diri mereka di dalam ruang siaran. Karena penulis merupakan salah seorang fan dari sebuah fandom, maka jika di hadapkan dengan situasi serupa, penulis merepresentasikan diri sebagai bagian dari sekelompok orang yang memiliki sense of belonging atau rasa kepemilikan terhadap ruang siaran Instagram tersebut. Dari rasa kepemilikan itu lah fans merasa adanya keeratan hubungan antar dirinya, ruang, dan dengan idolanya tersebut. Sedangkan, non-fans merepresentasikan diri mereka sebagai orang yang tidak memiliki rasa kepemilikan. Mereka tidak merasa bahwa komentar-komentar yang mereka lontarkan merupakan hal yang mengganggu keadaan ruang tersebut. Oleh karena itu, ketika non-fans secara sengaja ikut nimbrung dengan memiliki tujuan lain hanya demi mendapatkan perhatian Zayn, para fans ini merasa kehadiran ruang tersebut menjadi tidak spesial yang mana hal ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan elemen selanjutnya. 

Terakhir adalah representational of space, maksud dari elemen ketiga yang dimunculkan oleh Lefebvre adalah, "It is space ‘as directly lived through its associated images and symbols, and hence the space of “inhabitants” and “users”’ (Lefebvre, 1991: 39, original emphasis). Singkatnya, representational of space adalah sebuah ruang yang dihidupi oleh manusia. Jadi, dalam permasalahan ini menjelaskan bagaimana masalah keruangan tersebut dimunculkan, karena ruang siaran Instagram bisa dikatakan sebagai ruang yang ditempati oleh para manusia untuk melakukan sebuah aktivitas. Seperti jumpa fans salah satunya yang menjadi topik pembicaraan pada masalah ini. Ketiga elemen tersebut hadir dan memunculkan sebuah kontrakdiksi keruangan yang masuk ke dalam kategori “representational space dan representations of space”.

Terkait kontradiksi yang muncul pada permasalahan ini, menurut Lefebvre melalui penjelasan singkat dari Sudaryono bahwa kontradiksi dapat terjadi ketika representational of space direduksi, dimanipulasi, atau bahkan dinegasi oleh representations of space (7). Pada paragraf-paragraf sebelumnya, representational of space atau ruang yang ditinggali oleh manusia tidak akan memunculkan permasalahan apabila ruang tersebut tidak dimanipulasi atau diselewengkan oleh non-fans yang hadir dengan tujuan mencari perhatian dari seorang idol. Sebaliknya, karena ruang antar fans dan Zayn Malik ini merupakan salah satu jembatan pertemuan antar mereka untuk melakukan interaksi, maka ketika representational of space atau sebuah ruang ini dimanipulasi oleh representations of space atau yang kita sebut sebagai para manusia yang hadir di ruang tersebut, khususnya fans dan non-fans, memunculkan kontradiksi keruangan ini.

Singkatnya, melalui latar belakang pemicu permasalahan yang hadir di ruang siaran Instagram Zayn Malik, ternyata menimbulkan ketidak-senangan di kalangan para fans yang melihat bahwa ruang siaran tersebut diselewengkan oleh non-fans yang memiliki tujuan khusus untuk mendapatkan sesuatu hal yang dirasa kurang bijak oleh para fans yaitu mendapatkan notice atau perhatian dari Zayn. Sehingga, dari latar belakang tersebut menimbulkan kontradiksi keruangan antara representational of space dan representations of space yang dihadirkan pada ruang siaran pada tanggal 18 Januari lalu. Dari sini memperlihatkan bahwa sebuah ruang tidak akan memiliki sebuah masalah tanpa adanya hal pemicu. Oleh karena itu, kita sebagai manusia atau pelaku yang tidak luput dari sebuah ruang harus bercermin. Di mana kita berada, hal apa yang seharusnya kita ucapkan atau membaca situasi yang pada ruang tersebut. Menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan.

Referensi

Goffman, Erving. Behaviour in Public Places Notes on the Social Media Organization of Gatherings. New York: The Free Press, 1963.

Hall, A. Jeffrey. When Is Social Media Use Social Interaction? Defining Mediated Social Interaction. 2018. doi.org/10.1177/1461444816660782.

Sudaryono. Perencanaan Kota Berbasis Kontradiksi: Relevansi Pemikiran Henri Lefebvre Dalam Produksi Ruang Perkotaan Saat Ini. 2008.

Watskin, Ceri. Representations of Space, Spatial Practices and Spaces of Representation: An Application of Lefebvre’s Spatial Triad. 2006. doi.org/10.1080/14759550500203318.